Perubahan Bau Mie Goreng pada Program MBG Bangkinang, Pengelola Beri Klarifikasi
Redaksi - Kampar
Sabtu, 30 Agu 2025 14:29 WIB

BANGKINANG (SN) – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar, sempat mendapat sorotan setelah ditemukan adanya perubahan bau pada menu mie goreng yang disajikan pada Jumat (29/8/2025), tepat di minggu pertama pelaksanaan program.
Menanggapi hal tersebut, Zulheri, selaku pengelola MBG Kecamatan Bangkinang, memberikan klarifikasi dan memastikan kejadian ini menjadi bahan evaluasi penting.
Menurut Zulheri, masalah muncul karena penggunaan mie basah yang ternyata tidak tahan disimpan terlalu lama.
“Kami pesan mie basah langsung dari pembuatnya, kualitasnya bagus. Namun setelah dimasak dan disimpan beberapa jam, rupanya mie kuning ini cepat berubah baunya. Kalau langsung dikonsumsi, tidak ada masalah,” jelasnya, Sabtu (30/8/2025).
Zulheri mengakui kejadian ini terjadi karena kurangnya pengalaman di awal pelaksanaan program.
“Kami akui ini kesalahan kami karena baru pertama kali menjalankan program. Tapi kami sudah klarifikasi ke pihak sekolah dan menyampaikan permohonan maaf,” katanya.
Sebagai langkah perbaikan, Zulheri memastikan pihaknya tidak akan lagi menggunakan mie basah. Menu akan diganti dengan bahan yang lebih tahan lama agar kualitas tetap terjaga hingga waktu konsumsi. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan variasi menu dan penjadwalan pemberian susu minimal dua kali dalam sebulan.
“Bukan setiap hari susu, karena disesuaikan dengan anggaran. Tapi kami pastikan kebutuhan gizi anak-anak tetap tercukupi,” tambahnya.
Sementara itu, Nopa Puspita, ahli gizi Program MBG Kecamatan Bangkinang, menjelaskan bahwa menu mie dipilih sebagai variasi pengganti nasi yang biasanya disajikan sejak Senin hingga Kamis.
“Kami ingin anak-anak tidak bosan dengan menu nasi. Makanya kami coba menyajikan mie dengan lauk hewani berupa telur dadar dan protein nabati dari tempe goreng tepung,” terangnya.
Nopa juga memaparkan proses memasak dimulai sejak pukul 02.00 WIB untuk persiapan, dan pukul 04.00 WIB tim mulai mengolah bahan. Setelah selesai, dilakukan pengecekan rasa sebelum dan sesudah masakan dimasukkan ke wadah (ompreng) untuk memastikan kualitasnya.
Namun, Nopa mengakui adanya insiden mie basah berbau pada Jumat (29/8) yang di luar perkiraan tim.
“Itu di luar kendali kami. Yang jelas, setiap kali mengantar makanan, saya selalu mengingatkan pihak sekolah untuk mengecek ulang makanan anak-anak demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Dengan adanya evaluasi ini, pihak MBG Kecamatan Bangkinang menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas menu dan memastikan keamanan pangan bagi para siswa penerima manfaat program.(ilh)